Fauna Lexicon in Pantun Atui: An Ecolinguistic Study

Authors

  • alvi puspita Universitas Lancang Kuning

DOI:

https://doi.org/10.31503/madah.v15i1.753

Keywords:

Pantun Atui, Lexicon, Fauna, ecolinguistic, Kampar

Abstract

This research focuses on compiling the faunal lexicon contained in the Limo Koto pantun. The pantun sample taken was Pantun Atui. Knowledge of this fauna is important in the midst of an ever-changing nature and environment. The main theory used in this research is oral literature theory which is used to collect data and ecolinguistic theory to analyze the data that has been obtained. The data collection method in this research uses interviews, notes and recording methods. To analyze the data, descriptive analytical methods were used. The results of this research found 25 faunal lexicons in Pantun Atui. Based on the culture of the Kampar people as owners of pantun, the 23 fauna lexicons can be categorized into three types of lexicons, namely the Bawuo fauna lexicon, the Daghek fauna lexicon and the Kampau fauna lexicon. Meanwhile, there are 2 fauna lexicons that can be classified into marine fauna, namely swordfish and dolphins. These two marine fauna lexicons indicate that although Kampar is synonymous with rivers or kampau, it has connections with other sea-based areas.

References

Anonimus. (2018). “Suara Burung Jambi: Keindahan Suara Alam yang Menyejukkan”. https://sudutkebun.com/suara-burung-balam-jambi/. Diakses 3 Januari 2024.

BPS Riau. (2022). “Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan”. https://riau.beta.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTY2IzI=/-luas-kawasan-hutan-dan-konservasi-perairan.html. Diunduh pada tanggal 02 Januari 2024, pukul 13.00 WIB.

Fadillah, Arif. (2021). "Representasi Lingkungan dalam Serat Tata Cara: Analisis Flora dan Fauna". Jurnal Sutasoma, 9(2), 165-180

Hamidy, UU dan Muchtar Ahmad. 1993. Beberapa Aspek Sosial Budaya Daerah

Riau. Pekanbaru: UIR Press

Mahayana, Maman. (2023). Pantun Sebagai Representasi Kebudayaan Melayu. Elmustian Rahman (Editor), Alam Melayu Sejumlah Gagasan Menjemput Kenangan. Pekanbaru: Unri Press

Nurzuha. (2023). “Khazanah Ekoleksikon Flora dan Fauna dalam Boekoe Pantoen Karya The Tim Lam”. Jurnal Ilmu Budaya, 20 (1), 16-35.

Potensi Daerah. (2016). https://Kominfosandi.kamparkab.go.id./potensi-daerah/. Diunduh pada tanggl 2 Januari 2024, pukul 13.30 WIB.

Pudentia (ed.). 2008. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan

Rahman, Elmustian. (2018). “Pantun dalam Peristiwa Keekonomian Tradisional Melayu Riau”. Laporan Penelitian Program Pascasarjana Universitas Riau.

Resman, R Mutiara. (2022). "Gambaran Alam dalam Pantun Rantau Kuantan". Jurnal Berasa (Beranda Sastra), 2(1), 23-34.

Suktiningsih, Wiya. (2016). "Leksikon Fauna Masyarakat Sunda: Kajian Ekolinguistik". Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(1), 142-160

Thamrin, Husni. (2014). “Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu”. Jurnal Toleransi : Media Komunikasi Umat Beragama, 6 (1),102-105.

Yusmar, Yusuf. (2010). “Hutan Tanah dan Penyusutan Kebudayaan: Tarik Menarik Melayu Riau dalam ke-Indonesia-an”. https://repository.unri.ac.id/. Diunduh 3 Januari, pukul 22:01 WIB

Zainuddin, M.Diah, dkk. 1987. Sastra Lisan Melayu Riau : Bentuk, Fungsi dan

Kedudukannya. Pekanbaru : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Penelitian dan Pengkajian KebAnonimus. (2018). “Suara Burung Jambi: Keindahan Suara Alam yang Menyejukkan”. https://sudutkebun.com/suara-burung-balam-jambi/. Diakses 3 Januari 2024.

BPS Riau. (2022). “Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan”. https://riau.beta.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTY2IzI=/-luas-kawasan-hutan-dan-konservasi-perairan.html. Diunduh pada tanggal 02 Januari 2024, pukul 13.00 WIB.

Fadillah, Arif. (2021). "Representasi Lingkungan dalam Serat Tata Cara: Analisis Flora dan Fauna". Jurnal Sutasoma, 9(2), 165-180

Hamidy, UU dan Muchtar Ahmad. 1993. Beberapa Aspek Sosial Budaya Daerah

Riau. Pekanbaru: UIR Press

Mahayana, Maman. (2023). Pantun Sebagai Representasi Kebudayaan Melayu. Elmustian Rahman (Editor), Alam Melayu Sejumlah Gagasan Menjemput Kenangan. Pekanbaru: Unri Press

Nurzuha. (2023). “Khazanah Ekoleksikon Flora dan Fauna dalam Boekoe Pantoen Karya The Tim Lam”. Jurnal Ilmu Budaya, 20 (1), 16-35.

Potensi Daerah. (2016). https://Kominfosandi.kamparkab.go.id./potensi-daerah/. Diunduh pada tanggl 2 Januari 2024, pukul 13.30 WIB.

Pudentia (ed.). 2008. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan

Rahman, Elmustian. (2018). “Pantun dalam Peristiwa Keekonomian Tradisional Melayu Riau”. Laporan Penelitian Program Pascasarjana Universitas Riau.

Resman, R Mutiara. (2022). "Gambaran Alam dalam Pantun Rantau Kuantan". Jurnal Berasa (Beranda Sastra), 2(1), 23-34.

Suktiningsih, Wiya. (2016). "Leksikon Fauna Masyarakat Sunda: Kajian Ekolinguistik". Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(1), 142-160

Thamrin, Husni. (2014). “Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu”. Jurnal Toleransi : Media Komunikasi Umat Beragama, 6 (1),102-105.

Yusmar, Yusuf. (2010). “Hutan Tanah dan Penyusutan Kebudayaan: Tarik Menarik Melayu Riau dalam ke-Indonesia-an”. https://repository.unri.ac.id/. Diunduh 3 Januari, pukul 22:01 WIB

Zainuddin, M.Diah, dkk. 1987. Sastra Lisan Melayu Riau : Bentuk, Fungsi dan

Kedudukannya. Pekanbaru : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara

Published

2024-04-30

How to Cite

alvi puspita. (2024). Fauna Lexicon in Pantun Atui: An Ecolinguistic Study . Madah: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 15(1), 95–109. https://doi.org/10.31503/madah.v15i1.753